PROPOSAL
PROPOSAL ANALISIS
PENGARUH KENAIKAN HARGA TIKET BERJAMINAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP
KUALITAS PELAYANAN PT. KAI JENIS KERETA LISTRIK (KRL) COMMUTER LINE TUJUAN
BOGOR-JAKARTA
Disusun
Oleh :
INTAN
AGUSTIN (14113425)
3KA01
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016/2017
DEPOK
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih
atas bantuan dari beberapa pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik waktu, tenaga, materi ataupun pemikiran.
Dan
harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
sehubungan dengan adanya keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu sangat diharapkan adanya saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah ini dikemudian
hari.
Depok, Juni 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang 1
1.2 Perumusan
Masalah 2
1.3 Tujuan
dan Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kajian Teori 3
2.2
Hipotesis 3
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Metode Pengumpulan Data 4
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian 4
3.2.1 Lokasi Penelitian 4
3.2.2 Waktu Penelitian 4
3.3
Alat Penelitian 4
3.4
Jadwal Penelitian 4
3.5
Analisis Data 5
DAFTAR
PUSTAKA 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. 1.1 Latar
Belakang
Kereta
Listrik (KRL) Commuter Line merupakan salah satu pelayanan jasa yang ditawarkan
oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) untuk menjembatani kebutuhan
transportasi massal bagi masyarakat yang tinggal di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tanggerang-Bekasi
tetapi bekerja di Jakarta. Keberadaan KRL ini diharapkan dapat mengurangi beban
kelebihan penduduk di Jakarta sebagai kota Metropolitan dengan cara membangun
sarana dan prasarana transportasi sebagai kemudahan akses keluar - masuk
Jakarta dengan kota-kota sekitarnya.
KRL
yang ada di Indonesia ini merupakan hibah dari Pemerintah Jepang, khususnya
Pemerintahan kota Metropolitan Tokyo. Kereta ini merupakan kereta bekas pakai
yang sebelumnya digunakan sebagai kereta bawah tanah (sub way) di kota Tokyo,
Jepang.
PT.
KAI memiliki jenis kereta, yaitu Ekonomi-AC dengan fasilitas seperti berupa Air
Conditioner (AC), kipas angin, pintu yang terbuka dan tertutup secara otomotis
dan bangku busa sejajar, bangku khusus manula/ibu hamil/balita/orang
cacat, pegangan untuk yang berdiri, speaker informasi dan sudah terdapat juga
TV LED. Dengan harga tiket berjaminan yang sudah mengalami kenaikan, yaitu dari
Rp. 5000 menjadi Rp. 10.000.
Meskipun
KRL hanya dikelola oleh PT. KAI bukan berarti tidak diperlukan penelitian untuk
menentukan sejauh mana kepuasan konsumen terhadap pelayanan PT. KAI karena
sebagai alat tranportasi jarak dekat Depok-Jakarta, konsumen mempunyai beberapa
alternatif selain KRL seperti mobil pribadi, mobil jemputan, dan bus.
Melihat
kondisi kenaikan harga tersebut, mungkin memperngaruhi kepuasan konsumen dalam
menggunakan jasa Kereta Api dalam perjalannya sehari-hari seperti ke kantor,
kampus, atau tempat-tempat lain. Hal ini lah yang melatarbelakangi perlunya
dilakukan penelitian yang dilakukan dengan mendatangi secara langsung stasiun
kereta api dan menanyakan pendapat kepada konsumen (pelanggan Kereta Api KRL)
perihal adakah perubahan kepuasan menggunakan kereta api yang dipengaruhi
dengan kenaikan harga tiket berjaminan KRL.
1.2. 1.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
dari latang belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sejauh mana pengaruh
kenaikan harga tiket berjaminan dengan kepuasan konsumen terhadap kualitas
pelayanan PT. KAI jenis kereta listrik (KRL) Commuter Line tujuan Bogor-Jakarta.
1.3. 1.3 Tujuan
dan Manfaat
Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kenaikan harga tiket berjaminan dengan
kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan PT. KAI jenis kereta listrik
(KRL) Commuter Line tujuan Bogor-Jakarta.
Manfaat dari
penelitian ini adalah menjaga kualitas pelayanan dari PT.KAI meskipun dengan
menaikan harga tiket, dan untuk mendapatkan solusi dari kenaikan tiket
berjaminan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kajian Teori
Dalam analisis ini,
peneliti membahas mengenai teori-teori yang menyangkut pokok permasalahan,
seperti teori kepuasan konsumen dalam hal ini terkait pengaruh kenaikan harga
tiket KRL Commuter Line terhadap kualitas pelayanan PT. KAI jenis Commuter Line
tujuan Bogor-Jakarta.
2.2. Hipotesis
Dari kerangka pemikiran
dan teori terhadap analisis jurnal tentang kepuasan konsumen terhadap kualitas
pelayanan PT. KAI jenis KRL Commuter Line Tujuan Bogor-Jakarta dapat diambil
Hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak
ada hubungan antara harga tiket dengan kepuasan konsumen terhadap kualitas
pelayanan PT. KAI jenis KRL Commuter Line tujuan Bogor-Jakarta
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada
pengaruh antara harga tiket dengan kepuasan konsumen terhadap kualitas
pelayanan PT. KAI jenis KRL Commuter Line tujuan Bogor-Jakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan
Data
Metode adalah cara
yang dilakukan dalam proses penelitian sedangkan penelitian adalah sarana yang
dipergunakan oleh manusia untuk memperkuat, membina serta mengembangkan ilmu
pengetahuan. Dalam proposal penelitian ini, penulis menggunakan data primer
yaitu diperoleh dari hasil pengamatan kepada konsumen pengguna setia KRL tujuan
Bogor-Jakarta.
3.2 Lokasi dan Waktu
Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di stasiun kereta Bogor.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan sejak bulan April – Juni 2016.
3.3 Alat Penelitian
Alat penelitian
menggunakan teknik wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada konsumen pengguna
setia KRL tujuan Bogor-Jakarta.
3.4
Jadwal Kegiatan
NO
|
KEGIATAN
|
APRIL
|
MEI
|
JUNI
|
1
|
Pencarian Data
|
X
|
||
2
|
Pelaksanaan Penelitian
|
X
|
X
|
|
3
|
Analisis Data Hasil Penelitian
|
X
|
X
|
|
4
|
Penyusunan Laporan
|
X
|
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
3.5 Analisis Data
Naiknya harga jaminan
untuk Tiket Harian Berjamin (THB) Commuter Line dikeluhkan sejumlah pengguna
moda transportasi cepat tersebut. Pengguna Commuter Line keberatan lantaran
harga jaminan THB naik 100% dari Rp 5.000 menjadi Rp 10.000. Seperti yang
dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian dilakukan dengan mendatangi
langsung lokasi (Stasiun Bogor) untuk mewawancarai pengguna KRL tentang
bagaimana pendapat mereka mengenai kenaikan harga jaminan THB, berikut hasilnya
:
- Pengguna
Commuter Line, Jonder (54) mengeluhkan kenaikan uang jaminan tersebut.
Pasalnya, kenaikan itu sangat dirasakan berat olehnya. Meskipun jaminan
akan dikembalikan lagi, namun besaran Rp 10.000 dianggap memberatkan para
pengguna Commuter Line. ”Saya rasa
kenaikan itu tidak pro masyarakat bawah,” ujar pria yang bekerja di
wilayah Cikini ini.
- Pengguna
Commuter Line, Erika (23) “Kalau
misalkan biaya jaminannya hanya Rp. 5.000 itu terasa lebih terjangkau
daripada harga Rp. 10.000. Dengan alasan bahwa bagi orang awam yang tidak
mengerti adanya pengembalian uang jaminan, akan merugikan mereka karena
mereka tidak tahu bahwa tiket tersebut dapat ditukar. Sedangkan uang
jaminan yang hanya Rp. 5.000, maka akan memperkecil kemungkinan kerugian
yang timbul”, ujar wanita yang bekerja di wilayah pulogadung dan
menggunakan jasa KRL setiap harinya ini.
- Menurut
Radiana (25) ibu rumah tangga, “naiknya
tarif jaminan membuat masyarakat bawah menjadi tersingkir untuk naik
Commuter Line, karena akan terasa berat bebannya dengan kenaikan itu,”
ujar Radiana.
- Menurut
Rahmalita (20) menegaskan bahwa dampak dari kenaikan tarif itu memang
terasa, sebab untuk kalangan mahasiswa/i yang setiap harinya menggunakan
jasa KRL dengan tiket jaminan Rp. 10.000 itu akan cepat mengakibatkan uang
habis, karena “nominal Rp. 10.000
itu menyebabkan kita harus memecah uang dan uang tersebut tidak terasa
habis begitu saja, apalagi jika jaminan tersebut tidak ditukar kembali
mengingat antrian orang-orang yang ingin menukar uang jaminan sangat
panjang, sehingga malas saja untuk antri, dibandingkan dengan jaminan
hanya Rp. 5.000 jelas terasa lebih irit untuk kalangan mahasiswa/i.”
- Laurensius
(16) menurutnya kenaikan tiket berjaminan terasa sekali, “pengaruh kenaikan tiket berjaminan
tentu ada, apalagi bagi saya yang masih sekolah dengan uang jajan
pas-pasan, pagi-pagi harus sudah mengeluarkan uang belasan ribu, karena
yang 10.000 untuk jaminannya, kalau mau buat kartu multi trip juga mahal.
Terpaksa setiap keluar stasiun harus segara tukar uang jaminannya supaya
bisa buat jajan” ujar siswa salah satu SMA di daerah Pasar Minggu ini.
Dengan
melihat pendapat dari para pengguna KRL diatas dapat disimpulkan bahwa kenaikan
tarif tiket berjaminan sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dalam
menggunakan layanan KRL, sehingga seharusnya PT KCJ sebelum menaikan tarif
harus meningkatkan dulu pelayanannya dan fasilitasnya, dan memikirkan apakan
hal tersebut akan berdampak luas ataukah tidak terhadap masyarakat yang sehari-harinya
menggunakan kereta api. Dengan demikian hal ini harus segera dicari solusinya
oleh PT KCJ yang bertujuan untuk mengurangi keluhan dari para pengguna KRL
terkait dengan kenaikan tarif jaminan ini, sehingga tetap menjaga kualias
pelayanan dari PT KCJ sendiri dihadapan para pengguna KRL.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/10/01/mb77ip-sudah-diteliti-kenaikan-tarifk-krl-dinilai-sesuai-kemampuan-masyarakat
Intan Agustin
14113425
Komentar
Posting Komentar