ETIKA & PROFESI

Image result for etika dan profesi

Di zaman modern ini, masalah etika di Indonesia mulai mengalami penurunan. Sebagian besar masyarakat mulai mengabaikan persoalan etikanya. Terutama etika dalam pergaulan. Hal ini terjadi di akibatkan masuknya ajaran-ajaran barat yang akhirnya mengikis ada budaya masyarakat Indonesia secara perlahan-perlahan.
Dalam hal ini etika sangat berperan penting dalam menjalankan hubungan yang ada didalam masyarakat. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengenai beberapa hal yang menyangkut tentang Etika, diantaranya adalah defenisi etika, pembagian etika, sistematika etika, pendapat dan aliran dalam etika.

A.    Pengertian Etika
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti hati nurani ataupun perikelakuan yang pantas (atau yang diharapkan). Secara sederhana hal itu kemudian diartikan sebagai ajaran tentang perikelakuan yang didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, 
Etika juga merupakan sebuah refleksi kritis dan moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok, sedangkan menurut salah satu ahli yaitu Magnis Suseno, etika adalah sebuah ilmu dan bukan suatu ajaran. Selain dari pada itu etika sangat berkaitan dengan moral,  karena berdasarkan etika dan moral yang kita miliki, kita bisa hidup damai dengan sesama manusia dilingkungan masyarakat.
Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat, wejangan peraturan, perintah dan  semacamnya yang bersifat turun temurun. Jadi moralitas adalah petunjuk konkrit yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup sedangkan etika adalah perwujudan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai itu.
Pada dasarnya keduanya memberi kita orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini. Tetapi bedanya moralitas langsung mengatakan “inilah caranya harus melangkah”, sedangkan  etika justru mempersoalkan “apakah harus melangkah dengan cara ini dan mengapa harus dengan cara begitu”.

B.     Pembagian Etika
Dalam kaitannya dengan nilai dan norma, kita menemukan 2 macam etika:
1.      Etika deskriptif, berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya.
2.      Etika normatif, berbicara mengenai norma-norma yang menentukan tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma.

Perbedaannya adalah etika deskriptif memberi fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku dan sikap yang   mau diambil sedangkan etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang diputuskan. Secara umum norma dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.      Norma khusus, contohnya bermain bola
2.      Norma umum, terdiri dari:
a.       Norma sopan santun, contohnya cara bertemu, makan, duduk dan sebagainya
b.      Norma hukum, lebih tegas dan pasti karena dijamin oleh hukum terhadap para pelanggarnya.
c.       Norma moral, yakni aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Penilaiannya bukan berdasarkan profesi tetapi manusia yang menjalankan profesi tertentu.

C.    Sistematika Etika
Etika secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori:
1.      Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, mengambil keputusan secara etis serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan.
2.      Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan seperti “bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang lakukan yang didasari olah cara, teori dan prinsip moral dasar”. Etika khusus terdiri dari :
a.       Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri
b.      Etika sosial, berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota manusia  

D.    Pendapat dan Aliran dalam Etika

1)      Etika Deontology
Deontologi berarti kewajiban (duty) maksudnya bahwa manusia ditekankan untuk berbuat baik. Menurut etika ini suatu tindakan dikatakan baik bukan nilai berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. Menurut Immanuel Kant (1764 – 1804), kemauan baik harus dinilai baik pada dirinya sendiri terlepas dari apa pun juga. Dalam menilai seluruh tindakan kita, kemauan baik harus selalu dinilai paling pertama dan menjadi kondisi dari segalanya. Ada 2 pokok yang ditekankan oleh Kant:
·         Tidak ada di dunia ini yang dianggap baik tanpa kualifikasi kecuali kemauan baik.
·         Tindakan yang baik adalah tindakan yang dijalankan demi kewajiban.

2)      Etika Teleologis
Teori ini mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Ada 2 aliran etika teleologis yaitu :
a.       Egoism
Menurut aliran yang dapat dinilai baik itu adalah sesuatu yang memberi mandat bagi kepentingan diri, kepada vakunya. Sebab itu orang seperti ini disebut egoisme.
b.      Utilitarianisme
Paham ini menilai baik dan tidaknya, susila atau tidak susilanya sesuatu, ditinjau dari segi kegunaan atau faedah yang didatangkannya. Dikenalkan ada 2 jenis yaitu:
·         Utilisme Individual
Paham ini menganggap seseorang boleh bersikap sesuai dengan situasi yang menguntungkan dirinya. Jadi boleh berpura-pura hormat, bersikap menjilat asalkan perbuatan membwa keuntungan bagi individu.
·         Utilisme Sosial
Paham ini beranggapan demi  untuk kepentingan orang banyak tidak ada berdusta, tidak apa bermulut manis. Dipakai dalam kelangkaan politis atau diplomatik

Egoism menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan dan akibat dari tindakan bagi diri sendiri, sedangkan utilisme menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan dan akibat dari tindakan bagi banyak orang

3)      Universitas
Berarti umum. Universalisme sebagai ajaran etika berarti sesuatu dapat dinilai baik bila dapat memberikan kebaikan kepada orang banyak. Universalisem berarti memikirkan kepentingan umum dimana kepentingan individu tidak terpadat di dalamnya.

4)      Intuitionisme
Berasal dari kata intuition: ilham, bisikan kalbu. Paham ini berpendapat bahwa baik buruknya atau susah tidaknya dapat merupakan suatu pertimbangan rasa yang timbul dari bisikan kalbu. Bukan merupakan pemikiran secara analisis tapi dengan jalan perenungan dan semadi. Menurut psikologi dan sosiologi, ada 2 sumber kekuatan yang mempengaruhi perbuatan dan kelakuan seseorang:

·         Ekstern  : pengaruh pergaulan, ajaran/pendidikan, kebudayaan
·         Intern  : pengaruh cara berpikir, karsa/kemauan, insting, dan kejiwaan.
     


5)      Hedonism
Berasal dari kata hedone : pleasure : kesenangan. Prinsipnya bahwa sesuatu dianggap baik sesuai dengan kesenangan yang didatangkan. Jadi semua yang mendatangkan kesusahan dianggap tidak baik. Penganut ajaran ini biasanya boros dan memburu kesenangan tanpa melihat halal-haramnya   

6)      Eudemonisme
Berasal dari kata eudaemonisme : happy : bahagia, dengan menitik beratkan pada rasa. Prinsip ajaran menilai baik buruk sesuatu berdasarkan ada tidaknya kebahagiaan yang didatangkan. Walau menempuh jalan yang susah tapi didapatkan perasaan bahagia maka cara ini dianggap baik oleh aliran ini.

7)      Altruisem
Berasal dari kata alteri : others, prinsipnya mengutamakan kepentingan orang sebagai lawan kepentingan diri sendiri.

8)      Tradisional
Berasal dari kata tradisional : kebiasaan, adat-istiadat. Menurut paham ini susah tidaknya dinilai dari sebagai kebiasaan atau adat istiadat  yang berlaku. Apa yang memperkukuh tradisi dianggap baik dan yang menentang dianggap tidak baik.

PENGERTIAN PROFESI
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Pengertian Profesi Menurut Beberapa Para Ahli:
·        
  1. SCHEIN, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
  1. HUGHES, E.C (1963)
Profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya.
  1. DANIEL BELL (1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.
  1. PAUL F. COMENISCH (1983)
Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.
  1. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
  1. K. BERTENS
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.


CIRI KHAS PROFESI
Menurut Artikel dalam International Encyclopedia of education, ada 10 ciri khas suatu profesi, yaitu:
1.  Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus berkembang dan diperluas.
2.      Suatu teknik intelektual.
3.      Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis.
4.      Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi.
5.      Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan.
6.      Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri.
7.    Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan kualitas komunikasi. yang tinggi antar anggotanya.
8.      Pengakuan sebagai profesi.
9.      Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari pekerjaan profesi.
10.  Hubungan yang erat dengan profesi lain.

Referensi :


Untuk melihat materi selanjutnya klik disini.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAFTAR PUSTAKA

Cerita Rakyat Si Pitung Sebagai Sebuah Legenda Perseorangan

LAPORAN PENELITIAN