Prinsip Moral untuk membentuk Pribadi yang Kuat
PRINSIP-PRINSIP MORAL
UNTUK MEMBANGUN PRIBADI KUAT
I.
PENDAHULUAN
Dalam kehiudpan ini setiap manusia dituntut untuk memiliki moral
yang baik dalam perilakuya. Saat seseorang telah memiliki moral yang baik maka
tidak diragukan lagi bahwa secara perlahan namun pasti pribadinya pun akan sama
kuatnya dengan moral yang dimilikinya. Kita mengetahui, bahwa dalam setiap
agama pun mengajarkan pengikutnya untuk memiliki moral yang baik karena moral akan
berbanding lurus dengan pkepribadian seseorang. Ketika seseorang tidak memiliki
moral yang baik maka hidupnya pun tidak akan baik, kepribadiannya rapuh dan
sulit menjalin hubungan sosial dengan orang-orang disekitarnya, begitupun
sebaliknya apabila seseorang memiliki mral yang baik, maka tidak salah lagi
terbentuklah kepribadian yang baik pula dalam dirinya, misalnya sopan santun,
tenggangrasa, kesabaran, kedisiplinan, dan penguasaan diri yang kuat. Maka dari itu pentinglah bagi siapapun kita
untuk memiliki moral yang merupakan suatu keharusan.
Lalu sebenarnya Apa pengertian moral itu sendiri? dan apa
pengertian prinsip yang melandasi moral tersebut?, serta apa manfaat dari
prinsip-prinsip moral tersebut untuk membangun pribadi yang kuat? Oleh sebab
itu, tulisan ini akhirnya dibuat untuk beberapa tujuan yang salah satunya yaitu
untuk menjawab beberapa pertanyaan di atas.
II.
ISI
a.
Pengertian Moral
Moral berasal
dari bahasa Latin "mos" (jamak: mores)
yang berarti kebiasaan, adat. Kata "mos"(mores)
dalam bahasa Latin sama artinya dengan etos dalam bahasa
Yunani. Di dalam bahasa Indonesia, kata moral diterjemahkan dengan arti susila.
Adapun pengertianmoral yang paling umum adalah tindakan
manusia yang sesuai dengan ide-ide yang diterima umum, yaitu berkaitan dengan
makna yang baik dan wajar. Dengan kata lain, pengertian moral adalah
suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran tindakan yang diterima
oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Kata moral selalu
mengacu pada baik dan buruknya perbuatan manusia sebagai manusia.
Berikut adalah pengertian moral dari beberapa ahli:
-
Pengertian Moral Menurut Chaplin (2006): Moral mengacu
pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau
adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
-
Pengertian Moral Menurut Hurlock (1990): moral adalah tata
cara, kebiasaan, dan adat peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya.
-
Pengertian Moral Menurut Wantah (2005): Moral adalah
sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar
salah dan baik buruknya tingkah laku.
Dari
tiga pengertian moral di atas, dapat disimpulkan bahwa Moral adalah suatu
keyakinan tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan
sosial, yang mendasari tindakan atau pemikiran. Jadi, moral sangat berhubungan
dengan benar salah, baik buruk, keyakinan, diri sendiri, dan lingkungan sosial.
b. Pengertian Prinsip
Prinsip
merupakan petunjuk arah layaknya kompas. Sebagai petunjuk arah, kita bisa
berpegangan pada prinsip - prinsip yang telah disusun dalam menjalani hidup
tanpa harus kebingunan arah karena prinsip bisa memberikan arah dan tjuan yang
jelas pada setiap kehidupan kita. Seorang leader atau pemimpin yang baik adalah
seorang pemimpin yang berprinsip. Karena seorang pemimpin yang berprinsip pasti
akan terarah dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Berikut ini adalah
pengertian dan definisi prinsip:
-
Kamus Bahasa Indonesia
Prinsip adalah asas, kebenaran yang jadi pokok
dasar orang berfikir, bertindak, dan sebagainya.
-
Palgunadi Tatit
Setyawan
Prinsip adalah hal yang membatasi esensi
-
Russel Swanburg
Prinsip adalah kebenaran yang mendasar, hukum
atau doktrin yang mendasari gagasan
-
Toto Asmara
Prinsip adalah hal yang secara fundamental
menjadi martabat diri atau dengan kata lain, prinsip adalah bagian paling
hakiki dari harga diri
-
Udo Yamin Efendi Majdi
Prinsip adalah pedoman berprilaku yang
terbukti mempunyai nilai yang langgeng dan permanen
-
Ahmad Jauhar Tauhid
Prinsip adalah pandangan yang menjadi panduan
bagi perilaku manusia yang telah terbukti dan bertahan sekian lama
c. Manfaat dari
prinsip-prinsip moral untuk membangun pribadi yang kuat
Untuk mengukur
tindakan manusia secara moral, Tolak ukurnya adalah Prinsip-Prinsip Moral
Dasar, berikut ini adalah prinsip-prinsip dari moral dasar tersebut :
-
Prinsip Sikap Baik
Kesadaran inti utilitarisme ialah bahwa kita hendaknya jangan
merugikan siapa saja, jadi bahwa sikap yang dituntut dari kita sebagai dasar
dalam hubungan dengan siapa saja adalah sikap yang positif dan baik. Prinsip
utilitarisme, bahwa kita harus mengusahakan akibat-akibat baik sebanyak mungkin
dan mengusahakan untuk sedapat-dapatnya mencegah akibat-akibat buruk dari
tindakan kita bagi siapa saja yang terkena olehnya memang hanya masuk akal,
kalau sudah diandaikan bahwa kita harus bersikap baik terhadap orang lain.
Dengan demikian prinsip moral dasar pertama dapat kita
sebut prinsip sikap baik. Prinsip itu mendahului dan mendasari
semua prinsip moral lain. Baru atas tuntutan dasar ini semua tuntutan moral
lain masuk akal. Kalau tidak diandaikan bahwa pada dasarnya kita harus bersikap
positif terhadap orang lain.
Prinsip ini mempunyai arti yang amat besar bagi kehidupan
manusia. Hanya karena prinsip itu memang kita resapi dan rupa-rupanya mempunyai
dasar dalam struktur psikis manusia, kita dapat bertemu dengan orang yang belum
kita kenal tanpa takut. Karena sikap dasar itu kita dapat mengandaikan bahwa
orang lain tidak akan langsung mengancam atau merugikan kita. Karena sikap
dasar itu kita selalu mengandaikan bahwa yang memerlukan alasan bukan sikap
yang baik melainkan sikap yang buruk. Jadi yang biasa pada manusia bukan sikap
memusuhi dan mau membunuh, melainkan sikap bersedia untuk menerima baik dan
membantu. Oleh karena itu berulang kali kita dapat mengalami bahwa orang yang
sama sekali tidak kita kenal, secara spontan tidak membantu kita dalam
kesusahan. Andaikata tidak demikian, andaikata sikap dasar antar manusia adalah
negatif, maka siapa saja harus kita curigai, bahkan kita pandang sebagai
ancaman. Hubungan antar manusia akan mati.
-
Prinsip Keadilan
Masih ada prinsip lain yang tidak termuat dalam utilitarisme,
yaitu prinsip keadilan. Bahwa keadilan tidak sama dengan sikap baik, dapat kita
pahami pada sebuah contoh : untuk memberikan makanan kepada seorang ibu
gelandangan yang menggendong anak, apakah saya boleh mengambil sebuah kotak
susu dari sepermarket tanpa membayar, dengan pertimbangan bahwa kerugian itu
amat kecil, sedangkan bagi ibu gelandangan itu sebuah kotak susu dapat berarti
banyak baginya. Tetapi kecuali kalau betul-betul sama sekali tidak ada jalan
lain untuk menjamin bahwa anak ibu itu dapat makan, kiranya kita harus mengatakan
bahwa dengan segala maksud baik itu kita tetap tidak boleh mencuri. Mencuri
melanggar hak milik pribadi dan dengan demikian keadilan. Berbuat baik dengan
melanggar hak pihak ketiga tidak dibenarkan. Hal yang sama dapat juga
dirumuskan dengan lebih teoritis : Prinsip kebaikan hanya menegaskan agar kita
bersikap baik terhadap siapa saja. Tetapi kemampuan manusia untuk bersikap baik
secara hakiki terbatas, itu tidak hanya berlaku pada benda-benda materiil yang
dibutuhkan orang : uang yang telah diberikannya kepada seseorang pengemis tidak
dapat dibelanjakan bagi anak-anaknya sendiri; melainkan juga dalam hal
perhatian dan cinta kasih : kemampuan untuk memberikan hati kita juga terbatas!
Maka secara logis dibutuhkan prinsip tambahan yang menentukan bagaimana
kebaikan yang merupakan barang langka itu harus dibagi. Prinsip itu prinsip
keadilan.
Adil pada hakekatnya berarti bahwa kita memberikan kepada siapa
saja apa yang menjadi haknya. Dan karena pada hakekatnya semua orang sama
nilainya sebagai manusia, maka tuntutan paling dasariah keadilan ialah
perlakuan yang sama terhadap semua orang, tentu dalam situasi yang sama. Jadi
prinsip keadilan mengungkapkan kewajiban untuk memberikan perlakuan yang sama
dan untuk menghormati hak semua pihak yang bersangkutan. Suatu perlakuan yang
tidak sama adalah tidak adil, kecuali dapat diperlihatkan mengapa ketidak
samaan dapat dibenarkan (misalnya karena orang itu tidak membutuhkan bantuan).
Suatu perlakuan tidak sama selalu perlu dibenarkan secara khusus, sedangkan
perlakuan yang sama dengan sendirinya betul kecuali terdapat alasan-alasan
khusus. Secara singkat keadilan menuntut agar kita jangan mau mencapai
tujuan-tujuan, termasuk yang baik, dengan melanggar hak seseorang.
-
Prinsip Hormat Terhadap Diri Sendiri
Prinsip ini mengatakan bahwa kita wajib untuk selalu
memperlakukan diri sebagai suatu yang bernilai pada dirinya sendiri. Prinsip
ini berdasarkan faham bahwa manusia adalah person, pusat berpengertian dan
berkehendak yang memiliki kebebasan dan suara hati, makhluk berakal budi. Oleh
karena itu manusia tidak pernah boleh dianggap sebagai sarana semata-mata demi
suatu tujuan yang lebih lanjut. Ia adalah tujuan yang bernilai pada dirinya
sendiri, jadi nilainya bukan sekedar sebagai sarana untuk mencapai suatu maksud
atau tujuan yang lebih jauh. Hal itu juga berlaku bagi kita sendiri. Maka
manusia juga wajib untuk memperlakukan dirinya sendiri dengan hormat. Kita
wajib menghormati martabat kita sendiri. Prinsip ini mempunyai dua arah.
Pertama dituntut agar kita tidak membiarkan diri diperas, diperalat, diperkosa
atau diperbudak. Perlakuan semacam itu tidak wajar untuk kedua belah pihak,
maka yang diperlakukan demikian jangan membiarkannya berlangsung begitu saja
apabila ia dapat melawan. Kita mempunyai harga diri. Dipaksa untuk melakukan
atau menyerahkan sesuatu tidak pernah wajar, karena berarti bahwa kehendak dan
kebebasan eksistensial kita dianggap sepi. Kita diperlakukan sama seperti batu
atau binatang. Hal itu juga berlaku apabila hubungan-hubungan pemerasan dan perbudakan
dilakukan atas nama cinta kasih, oleh orang yang dekat dengan kita, seperti
oleh orang tua atau suami. Kita berhak untuk menolak hubungan pemerasan,
paksaan, pemerkosaan yang tidak pantas. Misalnya ada orang yang didatangi orang
yang mengancam bahwa ia akan membunuh diri apabila dia itu tidak mau kawin
dengannya, maka menurut hemat saya sebaiknya diberi jawaban “silahkan!” dengan
resiko bahwa ia memang akan melalukannya (secara psikologis itu sangar tidak
perlu dikhawatirkan; orang yang sungguh-sungguh untuk membunuh diri biasanya
tidak agresif). Adalah tidak wajar dan secara moral tidak tepat untuk
membiarkan dia diperas, juga kalau kita mau diperas atas nama kebaikan kita
sendiri. Yang kedua, kita jangan sampai membiarkan diri terlantar, kita mempunyai
kewajiban bukan hanya terhadap orang lain, melainkan juga terhadap diri kita
sendiri. Kita wajib untuk mengembangkan diri. Membiarkan diri terlantar berarti
bahwa kita menyia-nyiakan bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan yang dipercayakan
kepada kita. Sekaligus kita dengan demikian menolak untuk memberikan sumbangan
kepada masyarakat yang boleh diharapkannya dari kita.
III.
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Memiliki
prinsip moral bagi setiap orang adalah suatu kewajiban karena disaat seseorang
telah memiliki prinsip moral yang kuat maka pribadi orang tersebut juga akan
sama kuatnya. Orang tersebut pasti akan dengan mudah menjalin hubungan sosial
dengan lingkungan disekitarnya. Karena orang tersebut dapat menghormati dirinya
sendiri, menghormati orang lain, menghargai pendapat, dan saling bantu membantu
dengan orang-orang disekelilingnya. Maka itu pentingnya prinsip moral untuk
membangun pribadi yang kuat sangatlah dibutuhkan oleh setiap manusia agar
dirinya tidak mudah terbawa oleh pengaruh buruk dari dalam maupun luar
masyarakat lainnya.
b.
Referensi
-
http://carapedia.com/pengertian_definisi_prinsip_info2118 (diunduh pada tanggal 24 Juli 2014)
-
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-moral-menurut-para-ahli (diunduh pada tanggal 24 Juli 2014)
-
http://prinsip-prinsipmoral.blogspot.com/ (diunduh pada tanggal 25 Juli 2014)
Nama : Intan Agustin
Kelas : 1KA08
NPM : 14113425
Komentar
Posting Komentar