BAB II

BAB II
1.      Tipe dan Bentuk Organisasi
Dalam organisasi di Indonesia saat bermacam -macam bentuk organisasi baik bersifat organisasi kemasyarakatan ,atau organisasi partai politik.Bahkan dalam pemerintahan di katakan organisasi beskala nasional.karena organisasi itu terdiri dari anggota dan pengurus. Di dalam bentuk organisasi dapat kita bedakan sebagai berikut:
1.       Piramida Mendatar(flat)
mempunyai ciri-ciri diantaranya :
a)      Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hararki kewenangan sedikit.
b)      jumlah pekerja(bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c)       Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil,di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.
2.       Piramida Terbalik.
Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe piramida terbalik adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/ lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan. 
3.       Type Kerucut
type organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.      Rentang kendali sempit.
c.       Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada penjabat/pimpinan yang bawah/rendah
d.      Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.      Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Bentuk Organisasi:
Dalan berorganisasi tentu mempunyai bentuk bentuk organisasi
1.       Bentuk organisasi staff
2.       Bentuk organisasi lini
3.       Bentuk organisasi fungsional
4.       Bentuk organisasi fungsional dan lini
5.       Bentuk organisasi fungsional dan staff
6.       Bentuk organisasi lini dan staff 


2.      Struktur dan Skema Organisasi
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan ,dimana setiap komponen memiliki ketergantungan antar yang satu dengan yang lain, sehingga apabila setiap bagian dapat dikelola dengan baik maka organisasi tersebutpun akan ikut membaik.

Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :
1.        Bentuk Vertikal
2.        BentukMendatar/horizontal
3.        Bentuk Lingkaran / circular
4.        Bentuk Setengah lingkaran / semi Sircular
5.        Bentuk Elliptical
6.        Bentuk Piramida terbalik (Invented Piramid)

Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.
1.        Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
2.        Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
3.        Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
4.        Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat Elips kea rah bidang elips.

3.      Pengertian Konflik
Secara etimologi, konflik (conflict) berasal dari bahasa latin  “configure” yang berarti saling memukul. Sedangkan beberapa para ahli seperti  Antonius, dkk (2002: 175), Konflik merupakan suatu tindakan salah satu pihak dalam upaya menghalangi, menghambat, atau mengganggu pihak lain. Yang dimana hal ini dapat terjadi di antara kelompok masyarakat maupun  dalam hubungan antar pribadi. Hal ini sejalan dengan pend apat Morton Deutsch, seorang pionir  pendidikan resolusi konflik (Bunyamin Maftuh, 2005: 47) yang  menyatakan bahwa dalam konflik, interaksi sosial antar individu atau  kelompok lebih dipengaruhi oleh perbedaan daripada oleh persamaan. Sedangkan menurut Scannell (2010: 2) konflik adalah suatu hal alami dan normal yang timbul karena perbedaan persepsi, tujuan atau nilai dalam sekelompok individu.

4.      Jenis dan Sumber Konflik
Selanjutnya, kita akan mengetahui, apa sajakah jenis-jenis konflik Hunt and Metcalf (1996: 97) membagi konflik menjadi dua jenis, yaitu intrapersonal conflict (konflik intrapersonal) dan interpersonal  conflict (konflik interpersonal).
a.       Konflik intrapersonal adalah konflik yang  terjadi dalam diri individu sendiri, misalnya ketika keyakinan yang  dipegang individu bertentangan dengan nilai budaya masyarakat, atau  keinginannya tidak sesuai dengan kemampuannya. Konflik intrapersonal ini  bersifat psikologis, yang jika tidak mampu diatasi dengan baik dapat  menggangu bagi kesehatan psikologis atau kesehatan mental (mental hygiene) individu yang bersangkutan.
b.      Konflik interpersonal ialah konflik yang terjadi antar individu. Konflik ini terjadi dalam setiap lingkungan sosial, seperti dalam keluarga, kelompok teman sebaya, sekolah, masyarakat dan negara. Konflik ini dapat berupa konflik antar individu dan kelompok, baik di dalam sebuah kelompok (intragroup conflict) maupun antar kelompok (intergroup conflict). Dalam penelitian ini titik fokusnya adalah pada konflik sosial remaja, dan bukan konflik dalam diri individu (intrapersonal conflict).

Setelah mengetahui berbagai jenis dalam konflik, kita harus mengetahui pula, biasanya sebelum sebuah konflik terjadi, hal atau sumber apa saja yang dapat mempengaruhi. Karna tidak mungkin sebuah konflik muncul jika tidak ada factor-faktor dibelakangnya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan adanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik dengan sesamanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,. Sehingga konflik akan sangan besar keterkaitannya dengan hubungan sosial di masyarakat, yang berakibat apabila masyarakat itu hilang, maka konflik pun tidak aka ada.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Yang artinya setiap orang memiliki sifat, karakter, perasaan, pemikiran, pendapat yang berbeda-beda yang tidak dapat di samakan dengan orang lain. Terkecuali apabila dalam sebuah musyawarah, dimana beberapa pendapat dijadikan satu untuk memperoleh satu keputusan. Namun tidak jarang dalam musyawarah terjadi perselisihan pendapat, sehingga mengakibatkan munculnya sebuah Konflik.  Oleh karena itu, benar yang dikatakan sebelumnya bahwa konflik pasti akan terus terjadi selagi masyarakat masih ada di dalamnya, sebagai objek dalam konflik.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Juga merupakan factor atau sumber mengapa suatu konflik dapat terjadi. Karena seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. Masih banyak pula factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya sebuah konflik, diantaranya adalah :
-          Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
-          Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

5.      Strategi Penyelesaian Konflik
Dalam kehidupan kita di lingkungan masyarakat, memang akan selalu terjadi konflik. Akan tetapi, setiap konflik-konflik harus di cari penyelesaian atau jalan keluarnya. Yang tidak memihak kepada manusia yang satu atau yang lain (tidak diskrininatif). Apabila suatu konflik dibiarkan larut terus menerus dalam kehidupan bermasyarakat, maka pasti akan menimbulkan rasa tidak nyaman, yang pada akhirnya menimbulkan rasa saling membenci yang selanjutnya akan memancing timbulnya perpecahan. Perpecahan merupakan hal yang tidak boleh terjadi dalam persatuan dan kesatuan sebuah Negara yang telah susah payah di raih kemerdekaannya, oleh karena itu perlulah kita mengetahui, bagaimana cara atau strategi yang tepat dalam menyelesaikan sebuah konflik.
Strategi atau cara yang dapat kita gunakan untuk menyelesaikan sebuah konflik antara lain :
a)       Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
b)      Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.


c)      Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
d)      Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
e)      Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.

6.      Pengertian Motivasi
Dalam kehidupan. Seringkali kita merasa tidak memiliki kemampuan, keahlian apapun. Bahkan tidak jarang kita merasa bahwa kita lebih rendah dari orang lain sehingga mengakibatkan tidak ada lagi semangat dalam hidup. Apalagi dijaman yang semakin modern ini, cara berfikir dan perasaan yang di miliki oleh seseorang bukan semakin maju/dewasa namun semakin rendah, yang mengakibatkan seseorang dapat menyakiti dirinya sendiri. Misalnya, remaja yang putus cinta, bunuh diri (sekarang sering kita temukan di berita TV). Sehingga, dengan melihat kondisi tersebut, seseorang ternyata membutuhkan sebuah MOTIVASI. Nah, apa yang di maksud dengan motivasi ?
Motivasi adalah sebuah semangat atau dorongan yang dapat diberikan dan dirasakan dalam bentuk perkataan, tindakan, pemikiran dari seseorang yang dapat mempengaruhi cara bertingkah laku seorang yang lain untuk bertindak lebih hati-hati dan berjuang dalam mencapai tujuan dalam hidupnya. Sehingga dengan kata lain, sebuah Motivasi dapat diartikan sebagai suatu alasan yang mendasari seseorang dalam bertingkah laku dan berbuat.
Dari penjelasan di atas juga dapat kita mengerti fungsi manusia sebagai makhluk sosial, yang tidak dapat bertahan hidup jika tanpa adanya orang lain di sekitarnya. Motivasi tidak hanya harus kita dapatkan dari seorang motivator atau seseorang yang dapat kita percaya untuk setiap motivasi yang diberikannya, namun terkadang kita juga harus mampu menjadi motivator bagi orang lain yang membutuhkan saran atau semangat hidup dari kita.



7.      Teori Motivasi
Sebuah motivasi muncul di dalam lingkungan masyarakat, juga di dasari oleh beragam teori. Teori-teori tersebut adalah :

Ø  Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya. Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1.      Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar
2.      Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
3.      Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4.      Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5.      Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu
Ø  Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat  kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).


Ø  Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007). McGregor menyimpulkan bahwa  pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

Ø  Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007). Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari  ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
    1. Upah
    2. Kondisi kerja
    3. Keamanan kerja
    4. Status
    5. Prosedur perusahaan
    6. Mutu penyeliaan
    7. Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan

Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik meliputi :
a.       Pencapaian prestasi
b.      Pengakuan
c.       Tanggung Jawab
d.      Kemajuan
e.       Pekerjaan itu sendiri
f.       Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.

Ø  Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a.       Kebutuhan pencapaian (need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
b.      Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c.        Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.

Apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu . Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
a.        Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b.        Harga diri
c.        Harapan pribadi
d.       Kebutuhaan
e.        Keinginan
f.         Kepuasan kerja
g.        Prestasi kerja yang dihasilkan.

Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
1.      Jenis dan sifat pekerjaan
2.      Kelompok kerja dimana seseorang bergabung
3.      Organisasi tempat bekerja
4.      Situasi lingkungan pada umumnya
5.      Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

8.      Proses Mempengaruhi Motivasi
Sebuah motivasi terkadang tidak mudah untuk kita terima dari orang lain, karena sebagian orang memiliki sifat yang teguh terhadap pendirianya, atau orang tersebut sudah terlalu pasrah dalam menjalani kehidupannya, sehingga tidak dapat lagi menerima asupan atau pendapat yang berupa sebuah motivasi untuk lebih baik. Oleh karena itu jika kita sebagai seorang motivator kita harus memiliki pengaruh yang besar kepada orang yang kita berikan motivasi, sehingga orang tersebut dapat menerima motivasi dari kita. Proses dalam mempengaruhi sesorang untuk menerima motivasi tersebut antara lain :
-          Kita harus mengenal sasaran dengan intim
-          Mengerti dengan betul persoalan kehidupan yang sedang di hadapi
-          Memiliki empati yang kuat (mampu merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain, baik dalam keadaan baik atau buruk sekalipun)
-          Berusaha membuat sasaran menjadi sangat nyaman untuk menceritakan persoalannya, sehingga tidak ada hal yang ditutupi dan menjadikan kita sebagai motivatornya yang tepat.
-          Menjaga baik-baik setiap perbincangan antara kita dengan sasaran, untuk tetap membuat sasaran menaruh rasa percaya yang besar kepada kita.
-          Melatih diri untuk dapat mengeluarkan setiap perkataan yang membangun, sehingga dapat menimbulkan semangat yang baru serta menimbulkan pemikiran yang positif dari sasaran.

9.      Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan adalah proses menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara bersama-sama atau secara universal diartikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternatif mencakup pembuatan pemilihan maupun pemecahan masalah. Keputusan terdiri dari :
-          Keputusan Strategis, keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
-          Keputusan Taktis, keputusan yang diambil oleh manajemen menengah.
-          Keputusan Operasional, keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah

·         Teknik-teknik Penambilan Keputusan
Keputusan yang di ambil tidak boleh dilakukan tanpa teknik. Karna jika seseorang atau kelompok musyawarah dengan langsung saja memutuskan sesuatu tanpa melalui beberapa proses dan teknik maka akan mengakibatkan hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, teknik-teknik yang dapat di pelajari sebelum mengambil keputusan adalah sebagai berikut :
a.       Teknik Kreatif
§  Brainstroming, berusaha menggali dan mendapat kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan idenya.
§  Synectics, didasarkan pada asumsi bahwa poses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan untuk meningkatkan keluaran yang kreatif
b.      Teknik Parsipatif
Dalam teknik parsipatif ini individu atau kelompok tertentu dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, sebagai objek.
c.       Teknik Modern
§  Teknik Delphi
§  Teknik Kelompok Nominal

10.  REFERENSI
-          Handoko, Hani T, Dr.MBA dan Reksohadiprodjo Sukanto, Dr. M.Com.1996. Organisasi Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : BPFE
-          http://tkampus.blogspot.com/2012/04/proses-pengambilan-keputusan-dalam.html



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAFTAR PUSTAKA

Cerita Rakyat Si Pitung Sebagai Sebuah Legenda Perseorangan

LAPORAN PENELITIAN