SELIDIKI AWALAN BER-
Ber- adalah awalan yang produktif dalam bahasa Indonesia. Demikianlah kesan apabila kita membuka KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang menjadi rujukan dalam mengartikan sebuah kata atau kalimat. Secara teoretis penegasan itu benar dan tidak dapat dibantah. Namun, disadari atau tidak, belakangan prefiks itu sering diabaikan.
”Jika kapur tulis habis, ia harus menulis di tanah dengan batang kayu. Untunglah, para siswa tetap bersemangat”. Apa arti kalimat tersebut ?
Jika di teliti dengan saksama, selama ini dalam kehidupan sehari-hari yang sering terdengar adalah bukan ucapan ”tetaplah bersemangat”, melainkan ”tetaplah semangat”. Ini juga melanda wartawan dan pejabat negara. Mereka tidak menyadari bahwa bersemangat dan semangat adalah dua kata berbeda.
Hal serupa kita temukan pada penggunaan kata bahaya dan berbahaya atau bertanding dan tanding. Banyak dari kita menyamakan arti dari kedua kata itu. Padahal, bukan hanya label kelas katanya yang berbeda, melainkan juga maknanya. Mereka lupa bahwa semangat adalah nomina atau kata benda dan bersemangat adalah verba atau kerja. Begitu pula dengan bahaya dan tanding .
Contoh: sebagai kata benda, bahaya bermakna ’yang (mungkin) mendatangkan kecelakaan (bencana, kesengsaraan, kerugian dan sebagainya)’, sedangkan berbahaya bermakna ’terancam bahaya’ atau ’ada bahayanya’ dan ’mungkin mendatangkan bahaya’. Keduanya di ambil dari kutipan KBBI. Begitupula dengan bertanding dan tanding, kedua berbeda karena bertanding bermakna bahwa terdapat dua atau lebih orang melakukan perlombaan dalam suatu kegiatan sedangkan tanding hanyalah sebuah kata benda yang sering diucapkan namun belum tentu terdapat objek yang melakukan. Dibandingkan dengan kita, pengguna bahasa Inggris jarang mencampuradukkan kata danger dan dangerous. Tampaknya mereka lebih tertib berbahasa. Memang ada perbedaan label kelas kata di antara kata-kata dalam dua bahasa ini. Danger yang sama artinya dengan bahaya diberi label kelas kata sama oleh kedua bahasa, yaitu nomina. Namun, berbahaya yang dalam label kelas kata bahasa Indonesia ditetapkan sebagai verba, dalam bahasa Inggris kata dangerous ditempatkan pada posisi adjektiva.
Banyak kata lain yang juga kehilangan prefiks ber-. Sering kali penghilangan itu semata-mata karena ketidaktahuan pengguna bahasa.
Misalnya, ada yang bertanya mengapa kita harus menggunakan kalimat ”aku bertanya kepadanya”, padahal kita dapat menggunakan kalimat ”aku tanya kepadanya”. Perbedaannya jelas ada. Kalimat pertama menggunakan kata bertanya sebagai kata kerja, sedangkan kalimat kedua digunakan Tanya sebagai kata benda. Dengan kata lain yang baku adalah kalimat pertama karena adanya keharusan menggunakan awalan ber- itu.
Kata yang paling banyak disalahartikan belakangan ini adalah fokus. Ini terjadi karena hilangnya prefix ber-. Tidak sedikit orang memaknai kata fokus dengan kata berfokus atau terfokus. Misalnya, ada menteri yang mengatakan, ”kini program pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur”, padahal yang dimaksudkannya adalah ”kini program pemerintah berfokus atau terfokus pada pembangunan infrastruktur”. Karena arti fokus adalah ’pusat’, tentu saja berfokus bermakna ’berpusat’ dan terfokus berarti ’terpusat’. Jika kata fokus ingin digunakan tanpa awalan ber- atau ter-, mestinya kalimat mengalami perubahan struktur. Kalimat itu berubah menjadi ”fokus program pemerintah saat ini adalah pembangunan infrastruktur”.
Salah kaprah kerap terjadi tanpa kita sadari. Lama-kelamaan salah kaprah ini menjadi ”benar kaprah”.
Komentar
Posting Komentar